Terjadinya peristiwa Pertempuran Chaldiran antara Mujahid Kesultanan Utsmaniyah pimpinan Sultan Salim I melawan negara syiah Shafawiyah pimpinan Shah Ismail Safawi. Negara syiah membuat geram kaum muslimin dengan membakar makam ulama-ulama Ahlussunah dan bekerjasama dengan Portugis untuk mencuri jasad Rasulullah.
Sejak dulu, Syiah adalah duri dalam tubuh Kaum Muslimin. Di Abad 16, tepatnya tahun 1514, Kesultanan Utsmaniyah yang sedang berjuang membebaskan Eropa ditusuk dari belakang dengan munculnya negara syiah di wilayah yang sekarang adalah Iran.
Mereka mendirikan negeri mereka di atas reruntuhan negeri Ahlussunah, dan memaksa penduduknya mempraktekkan akidah syiah. Keadaan genting ini diperparah oleh kerjasama Daulah Safawiyah yang berhaluan Syiah yang dipimpin Ismail as Safawi dengan kerajaan Kristen dan Alfonso de Albuquerque pemimpin pasukan laut Portugal untuk mencuri jasad Rasulullah ﷺ di Kota Madinah!
Kemarahan Sultan Salim I memuncak ketika mengetahui kejahatan Ismail As Safawi itu. Ia menyiapkan 100.000 tentara yang langsung ia pimpin sendiri ditemani anaknya yang masih berusia 12 tahun Sulaiman Al-Qanuni menuju ibu kota Daulah safawiyah Tabriz, meskipun tanpa restu dari bapaknya Sultan Bayazid dan penasihat istana.
Sepanjang perjalanan, para Mujahid Kesultanan Utsmaniyah dibuat kelaparan oleh musuh. Ismail Shafawi memaksa penduduk membakar ladang dan mengosongkan gudang makanan supaya para mujahid kelaparan. Namun itu tak mengurungkan niat mereka melawan negeri yang bekerjasama dengan pasukan salib untuk berbuat nista di Kota Madinah.
Tibalah saatnya, kedua pasukan bertemu. Antara pasukan mujahid yang berakidah Ahlussunah wal Jama’ah, melawan para pembenci sahabat dan penghilang syariat shalat Jum’at. Peristiwa itu bernama “Pertempuran Chaldiran” di lembah bernama Chaldiran dekat Esfahan, terjadi pada 23 Agustus 1514 bertepatan dengan 2 Rajab 920 Hijriah.
Peperangan yang tidak seimbang ini demenangi oleh pasukan Sultan Salim I. Pasukan Syiah Safawiyah terdesak, tercerai-berai, dan melarikan diri, termasuk pemimpin mereka Ismail as Safawi, setelah kaki dan tangannya terluka ia mengganti baju dengan pakaian tentaranya untuk mengelabui pasukan muslim sehingga selamat dari kematian.
Bahkan Allah memberikan kemenangan selanjutnya pada Kaum Muslimin dengan dibebaskannya Kota Tabriz, wilayah penting yang dijadikan negara Syiah Shafawiyah sebagai ibukota mereka. Agenda utama mujahid Kesultanan Utsmaniyah saat masuk ke sana adalah mengadakan kembali Shalat Jumat setelah lama dilarang oleh Syiah Shafawiyah.
Referensi :
1. Miah Udzama Ummatil Islam, Jihad Turbani
2. Ayyamun Laa Tunsa, Tamir Badr
3. www.hidayatullah.com
4. www.islamstory.com